Safiamita
Hari ini rasanya emosi di campur aduk...

Mulai dari nengok teman yang sakit. Walau tidak akrab, tapi bisa membayangkan apa yang dia rasa lewat raut wajahnya yang menahan sakit kepala, padahal katanya sekedar cedera otak ringan, tapi sakit kepalanya sudah segitu, setiap makan muntah... Klo sudah menengok orang yang sedang sakit, baru deh jadi sadar klo kesehatan itu sangat berharga. Untuk teman yang sakit, smoga lekas sembuh, amiin.

dan untuk diri sendiri, harus selalu bersyukur atas nikmat sehat dan waktu luang yang telah diberikan.

Alhamdulillah.. smoga selalu diberikan nikmat kesehatan, amiin....


Setelah itu berusaha mewujudkan satu mimpi.. yang sedang dalam proses.. Smoga semua dimudahkan untuk meraih satu mimpi ini, amiin...


Nah, ini yang bikin rada emosi. Harus bikin satu berkas yang pake mesin ketik. walau sudah pake mesin tik masa kini, klo gak salah udah elektrik apa ya?

Tapi teteup ajaaa... salaaaaah mulu....

hadeeh, capek deeh...

Berulang kali harus mengganti kertas dan mengulang mengetik tulisan yang sama.

Tapi alhamdulillah... akhirnya sukses juga :D.

Dan hikmahnya adalah, jadi tau gimana cara menggunakan mesin tik beserta triknya biar bisa pas dengan tulisannya.


Terakhir...

sudah jam 5 lewat, tapi harus menunggu proses sebuah aplikasi yang lagi jalan.

Jadinya blm bisa TENG... GO...

sabaaar.....
Safiamita











Kemarin, kita sekeluarga jalan2 ke tempat makan baru di Semarang. Namanya Tanjung Laut. Tempat ini baru berdiri di awal tahun tadi. Konsepnya, lesehan yang ada di atas tambak Bandeng, jadi bisa sekalian mancing buat yang hobby mancing.
Anak2 suka banget dengan tempatnya, tapi sayang nya belum ada ada area permainan untuk anak. Hanya untuk tempat makan dan pemancingan aja. Kalau untuk harga makanan dan minuman, harganya standar lah sama dengan tempat2 sejenis yang menyajikan makanan yang sama. Letaknya gak jauh dari Kampung Laut, masih di area Puri Anjasmoro Semarang.

Safiamita











Bulan lalu juga berkesempatan untuk Outing ke Kebun Teh Gunung Mas, Bogor. Jarak tempuhnya kurang lebih 4 KM, naik turun bukit. Lumayan banget lah, untuk orang yang gak pernah olah raga seperti aku. :) Alhamdulillah satu kelompok sampe finish semua.
Karena kemarin teman2 dari seluruh Indonesia kumpul semua, jadi seru aja. Untuk kita yang berasal dari jawa dan sumatra, mungkin kebun teh sudah biasa, tapi untuk teman2 yang berasal dari daerah timur, satu pengalaman baru yang mengesankan karena disana gak ada kebun teh. Apalagi pas ketemu sama Ibu2 pemetik tehnya. Pada minta difotoin semua, buat kenang2an dan bukti klo pernah jalan2 ke kebun teh. hehe.... Ibu2 itu, walau hanya memetik teh di kebun, tapi pada rapi2 dan dandan lho...


Kemarin kita juga didampingi sama guide atau penunjuk jalan biar gak nyasar di jalan. Sempet tanya2 dikit juga sama si Mas nya itu. Katanya sih sekarang upah memetik teh per kilogram nya sekitar Rp. 500,- Klo cuaca dan tanaman tehnya tumbuh bagus, satu orang pemetik bisa dapat sekitar 30-50 kg teh. Jadi upah maksimal yang mereka dapet sehari, kira2 Rp. 15.000,- 25.000,- per hari. Miris ya, sudah berjam-jam berdiri di kebun teh, dapetnya hanya segitu...


Sepanjang jalan, selain disuguhi dengan tanaman teh, ada juga perbukitan yang klo dilihat dari jauh seperti berwarna Pink. SubhanAllah, bagus banget. Ternyata warna pink itu berasal dari pohon yang daun2 mudanya berwarna merah muda, entah apa namanya pohon2 itu. Pengalaman berharga deh, selain menikmati pemandangan alam, juga bisa berkenalan dan berbagi cerita dengan teman2 di seluruh Indonesia.

Safiamita


Bulan lalu ikut sebuah acara yang diselenggarakan di Bogor. Dalam salah satu sesi nya, di isi dengan sesi motivasi untuk para peserta. Temanya adalah Bagaimana menghadapi orang yang complain terhadap pekerjaan kita dikantor. Entah complain itu berasal dari pihak eksternal maupun internal kantor sendiri, seperti rekan kerja.

Dalam sesi itu dijelaskan beberapa kemungkinan yang menjadi sebab orang lain complain terhadap pekerjaan kita serta beberapa solusi untuk mengatasinya. Yang paling diingat adalah kata2 "Don't take it personally, just do it professionally". Jangan dimasukkan ke hati atas complain2 yang kita terima tersebut karena pada dasarnya, yang dicomplain dikantor adalah pekerjaan kita, bukan pribadi kita. Kemudian solusinya adalah, kerjakan saja secara profesional, tidak usah mencari siapa yang salah atau benar. Jangan menyalahkan diri sendiri atau orang lain atas complain tersebut, semua itu akan mengurangi rasa sakit hati atau rasa mangkel kita.

Setelah dipikir2, ternyata benar juga. Terkadang walau kesalahan itu ada pada kita, jarang sekali mau mengaku salah terlebih dahulu tanpa alasan, dsb. Atau lebih enaknya, menyalahkan orang lain dan berkilah kesalahan bukan pada kita. Sudah saatnya untuk fokus pada solusinya saja, bukan mencari siapa yang benar atau salah jadi tidak ada yang merasa disalahkan atau merasa sakit hati atas complain tersebut.
Dan ternyata setelah di praktekkan, sangat membantu. Bekerja jadi lebih tenang. Tidak merasa diserang oleh orang lain, saat ada yang complain pekerjaan kita. Kalaupun kesalahan ada pada kita, tinggal diperbaiki secara profesional sesuai dengan porsinya. Bila kesalahan bukan pada kita, tinggal di jelaskan secara santun. No hurt feeling in it.

So, daripada terus menerus mengeluh, lebih baik belajar profesional dan ikhlas. Kalau terus menerus mengeluhkan orang lain, bisa jadi kita adalah orang yang paling sering dikeluhkan juga oleh orang lain.

Kalau dengan trik ini bisa memperluas hati, kenapa tidak dicoba dipraktekkan :)


Safiamita
Begini ya rasanya setelah melakukan satu kebodohan. Kebodohan yang diawali karena terbawa emosi....

Padahal gak menyangkut diri sendiri juga, kenapa harus terlalu bersemangat sehingga menjadikan diri sebagai seseorang yang terlihat bodoh dimata banyak orang.

Melakukan hal yang salah.

Padahal apa yang didapat dari semua ini?

Gak dapet apa2 kecuali hanya rasa bersalah. Jadi menyalahkan diri sendiri kenapa harus melakukan semuanya. Bukankah lebih baik bila hanya DIAM????

Memang harus banyak belajar untuk memisahkan banyak hal dan untuk tidak melibatkan perasaan pada banyak hal tersebut. Harus pandai2 menempatkan diri, jangan hanya terbawa emosi yang akhirnya merugikan diri sendiri.

Ya sudahlah, sudah terjadi mau diapain lagi.

Hanya bisa beristighfar dan mengambil pelajaran atas semua ini agar tidak terulang lagi di lain hari.

CASE CLOSED.
Related Posts with Thumbnails

Galeri