Safiamita
Kalau sudah pernah disakiti dan tau rasanya sakit, jangan menyakiti orang lain.
Kalau sudah tau bosannya menunggu, jangan buat orang lain menunggu
Kalau sudah pernah merasakan tidak enak dipersulit urusannya, jangan persulit urusan orang lain.
Kalau sudah merasakan gak enaknya direpotin oleh orang lain, maka jangan pernah merepotkan orang lain.
Kira2 begitulah alur hidup.
Yang dirasakan gak enak, kurang baik, jangan teruskan mata rantainya ke orang lain agar hidup kita, hidup orang lain dan dunia ini bisa jadi lebih baik.
Bayangkan apa jadinya kalau saling balas?
Dulu pernah disakiti, lalu balas menyakiti orang lain biar orang lain merasa betapa sakitnya kita, trus orang yg kita sakiti itu jg berpikir hal yang sama dan meneruskan mata rantai yang sama, lalu apa jadinya hidup ini?
Isinya yang ada hanya fokus saling menyakiti.
Balaslah hal-hal yang baik saja...
Untuk balas membalas keburukan, serahkan saja pada Yang Maha Adil.
Semua sudah ada hitungannya dan kita akan menuai apa yang kita tanam.
Kalau pernah merasa terbantu karena pertolongan orang lain, ringankanlah langkah untuk membantu orqng lain pula.
Kalau pernah merasa sangat berterima kasih karena urusan dimudahkan oleh orang lain, maka permudahlah urusan orang lain yang berhubungan dengan kita.
Kalau masih belum bisa membantu, minimal jangan menyusahkan orang lain.
Mungkin dengan begitu hidup kita bisa menjadi lebih ringan untuk dijalani dan dunia ini bisa jadi lebih nyaman untuk ditinggali.
Safiamita

Sebenernya banyak hal yg mau ku keluh kesah kan... Tapi ya sudahlah.. Sabar aja.. Memang mungkin harus begini jalannya...
Jadi seperti stalker...
But now, my hands start to shaking...
I really need a rest.
I've been waiting for two hour
Ok, let's be patient for a little bit more...

Sabar... Sedikit lagi perjalanan ini berakhir...

Smoga berakhir dengan manis, aamiin...

Safiamita

Sy gak tau foto ini aslinya punya siapa, tapi cuma liat disalah satu pic profilenya temen trus tak simpan. Mungkin cuma sekedar foto biasa tapi kesannya dalam banget.

Kalau diibaratkan wortel2 itu adalah harta...
Harta yg kita bisa nikmat ternyata juga terbatas apa yg kita pakai, apa yg kita makan. Sisanya? Mungkin hanya disimpan atau ditumpuk saja...
Padahal yang abadi yang dibawa mati nanti itu harta yg dibelanjakan di jalan Nya.
Belajar lah mengikhlaskan sedikit harta untuk bekal akhirat nanti.

Semoga bisa lebih memberi dan memberi lagi
Smoga bisa ikhlas dan lebih ikhlas lagi, aamiin..

Safiamita

Karena sekarang lagi bosen, mari membunuh waktu dengan menulis hal yg ringan2 aja... Kepalanya lagi gak bisa diajak mikir krn blm tidur dari semalam. Begadang, kejar tayang tesis ;)
Judul tulisan ini harusnya reply 1988 tp rada trauma rasanya sama serial itu.

Awalnya tertarik nonton karena pernah nonton sekuel sebelumnya, reply 1994,  and i really love it.

Begitu reply 1988 tayang, ngikutin terus dari awal episode. Awalnya tertarik dengan park bogum tapi berakhir nge fans dengan ryu jun yeol alias kim jung hwan.

Begitu si junghwan gak jadi suami nya dok seon, brenti deh nonton dramanya.
It really hurt me.
Penulisnya parah deh php nya...
Dari episode 3 yg diceritain si junghwan kenapa tiba2 di akhir cerita jadi si Choi taek yg jadi suaminya...
Kita yg nonton miris liat si junghwan yg menyimpan perasaan sampe 6 tahun lebih. Eh, ujung2 nya patah hati...
Iya, tau lah ini hanya drama, tp parah banget deh... Endingnya maksain gitu...
Tp aku udah gak nonton dari pertengahan ep 19 sampe ep 20. Semua filenya di hp juga udah dihapus, gak mau lagi denger itu drama :)
Kyknya baru kali ini sampe berasa terpengaruh banget, mungkin juga karena aktingnya si ryu yg keren. Now, i become your fans. I wish u will have your happiness in another drama.

Safiamita

Kadang kita terlalu fokus dengan masalah yang kita hadapi...
Seakan2 masalah yang sedang dihadapi itu adalah masalah yang besar sekali.
Kayak saya sekarang ini, sedang gak bisa tidur mikirin tesis yang gak kelar2. Baru dipikirin aja rasanya udah deg deg an...
Tapi kalau melihatnya dari frame yang lebih besar, ternyata bukan cuma saya yang punya masalah, setiap orang ternyata punya masalah.. Walaupun mungkin masalahnya gak sama..
Ada orang yang sedang berjuang melawan penyakitnya, adalagi yang sedang berjuang mencari pekerjaan atau ada juga yang sedang berjuang mencari jodoh, dll.
Kalau sudah melihat masalah orang lain, sepertinya masalah saya bukan apa2..
Saat ini mungkin bisa dibilang hanya masalah waktu, cepat atau lambat insyaAllah akan lulus juga.

Tapi ya karena itu masalah yang dihadapi sekarang jadinya fokus kesitu2 aja...
Masalahnya saya sedang menghitung hari...
Paling lambat akhir bulan ini harus daftar untuk ujian sidang tesis, kalau tidak, saya harus nambah perpanjangan satu semester lagi....
Saya sebenarnya mau banget memperpanjang masa tugas belajar, tapi ngurusnya ribet...
Makanya ini mau berjuang dulu kalau masih bisa daftar sampai dengan akhir bulan ini, sangat berharap masih bisa, aamiin....
Mudahkanlah jalanku ya Allah...
Aamiin...

Safiamita

Gara2 nonton reply 1988 jadi kepikiran soal timing.
Menjelang detik2 kritis surat tugas belajar  hampir out of date, malah banyak hal2 yang diluar dugaan.
1. Mulai dari surat izin penelitian yang ternyata memakan waktu satu bulan.
2. Dosen pembimbing yang menunda bimbingan karena aku gak bisa jawab pertanyaannya...
Maaf ya, Bu... Saya gak bisa jawab pertanyaannya... Hiks....
3. Dosen pembimbing satu lagi belum selesai me review hasil penelitianku setelah satu minggu berlalu...

Ini sudah pertengahan januari, pendaftaran terakhir untuk bisa ikut sidang tgl 29 januari ini pdhl satu pun ttd dosen pembimbing blm didapat...
Hmhmh... #tariknapaspanjang.

Tinggal berdoa yang tekun, mohon pertolongan Allah... Semoga timing yang tepat dan pas datang disaat yang tepat...
Aamiin....

Safiamita

Ada pengalaman unik dengan 2 kata ini dengan dosen pembimbing.
Tiap kali bertemu atau komunikasi lewat email, saya sering sekali mengucapkan kata maaf dan terima kasih pada si Ibu padahal Beliau udah bilang, anda gak perlu berterima kasih, ini memang sudah tugas saya membimbing anda.
Ah, Ibu gak tau sih... Banyak hal yang saya syukuri karena Ibu jadi pembimbing saya, karena itu juga saya jadi sering mengucapkan terima kasih.
Salah satu contohnya, disaat teman2 menunggu dosen tanpa kepastian untuk bimbingan, atau harus janjian dulu lewat sms atau telp baru bisa bimbingan, sementara saya bimbingan sama si Ibu bisa lewat email aja. Beliau pasti jawab. Atau kalau misal ketemu di kampus, tanpa janjian terlebih dahulu, si Ibu dengan senang hati mau menyediakan waktu dan menerima kita bimbingan.
Beliau juga cerita, dia membimbing kakak tingkat saya, katanya tesisnya bagus, saya disarankan untuk menghubungi kakak tingkat itu buat pinjem tesisnya sebagai guideline lah. Belum saya sempat pinjam hardcopy tesisnya, si Ibu ternyata udah minta sama kakak tingkat itu hardcopynya buat beliau, dan begitu beliau terima, hardcopynya langsung dipinjamkan ke saya. Alhamdulillah...

Kalau kata maaf itu sering saya ucapkan karena saya takut salah. Maklum, saya bukan orang akademisi, jadi ketika harus bikin tesis begini, saya harus belajar dari nol. Makanya si Ibu sering ketawa klo jawaban2 saya rada gak nyambung atau tulisan saya yg muter2 gak jelas. Makanya saya jadi merasa bersalah juga sama si Ibu harus membimbing saya dari awal.

Tapi itu juga yang bikin saya agak keteteran ngikutin langkahnya si Ibu. Soalnya Beliau menganggapnya saya sudah bisa, padahal di belakang beliau saya harus belajar ekstra keras untuk bisa memenuhi saran dan bimbingan beliau, tapi dengan begitu saya terpaksa banyak belajar. Banyak hal-hal yang saya gak tahu sebelumnya, jadi tahu setelah proses menulis penelitian ini.
Contohnya : stata.
Saya dulu mana tau stata itu apa, pertama kali dengar dari si Ibu. Setelah itu jadi belajar tentang Stata. Sayangnya di Indonesia masih sedikit referensi tentang Stata, jadi agak susah juga belajarnya. Untuk SEM di stata ada banyak tutorial di youtube. Kemarin sudah sempat mencoba membuat model penelitian di Stata.

Sekarang udah gak boleh lagi bilang maaf dan terima kasih ke Beliau, udah di warning.
Saya jadi bingung juga kalau harus memulai kata2 di email dari mana dan mengakhirinya dengan apa. Biasanya dimulai dengan kata maaf dan diakhiri dengan terima kasih.
Tapi karena sudah di warning, jadi berusaha menghindari kata maaf dan terima kasih. mungkin saya kebanyakan pakai kata2 itu jadi si Ibu bosen dengernya.
Maaf ya, Bu...
Dan terima kasih atas bantuannya selama ini.
Meski diawalnya saya terseok2 mengikuti langkah Ibu, tapi menjelang akhir ini, saya bersyukur saya bertemu dan mengenal Ibu.

Safiamita

Sampai juga ke tahun baru, bulan baru. Tapi malah tambah deg deg an karena tesis blm rampung2.
Ada 2 target besar tahun 2016 ini, lulus sekolah dan naik haji.
InsyaAllah, smoga dilancarkan dan dimudahkan, aamiin...
Smoga panjang umur juga, aamiin...

Related Posts with Thumbnails

Galeri