hmh... dari hasil diskusi yang panjang dengan sang suami, kira2 beginilah kesimpulannya...
Ketika aku menanyakan bagaimana klo dalam satu rumah tangga sudah tidak ada cinta antara suami istri? Kira2 begini jawabannya :
Mungkin ketika diawal pernikahan, yang mendasari kita untuk menikah adalah saling cinta tapi kemudian dikuatkan dengan komitmen pernikahan, Pernikahan adalah ikatan yang kokoh (klo menurut agama). Mungkin cinta itu bisa luntur seiring dengan waktu, atau sempat mengalami kejenuhan antara pasangan, tapi tidak serta merta menjadikan orang memutuskan bercerai karena sudah tidak cinta lagi. Yang lebih menguatkan kehidupan berumah tangga adalah komitment tadi...
Kita sudah berkomitmen untuk bersatu dalam ikatan pernikahan dihadapan Tuhan, dan komitmen itulah yang lebih menguatkan dari cinta...
Selain itu, bukankah cinta juga bisa diciptakan?
Tergantung dari individunya sendiri kan?
Mungkin ketika diawal memutuskan untuk menikah, juga harus memikirkan apa yang akan kita jadikan pondasi/dasar dari rumah tangga yang akan kita bangun.
Sehingga, ketika diperjalanan nanti, bila terjadi perbedaan pendapat, perbedaan keinginan, atau konflik kepentingan, kita tau kemana harus mengacu kemana.
Klo kita berdua sepakat, ketika semua itu terjadi, maka mari kita kembalikan ke hukum agama, ke Al Qur'an dan hadist..
Jadi ketika berdua tidak menemukan titik temu, jalan tengahnya adalah agama.
Apa yang harus dilakukan menurut agama, itulah yang harus kita jalankan.
Kira2.. begitulah kesimpulannya. Bisa jadi pengingat juga untukku bila suatu saat agak keras kepala dari sang suami, hehe...
karena Al Qur'an dan hadist itu berasal dari Allah dan Rasul-Nya, yang merupakan hukum tertinggi dalam menjalankan hidup, yang harus lebih kita taati dari apapun yang ada didunia ini, termasuk dari ego kita sendiri.
Klo kata Agama, kita harus patuh pada suami, maka patuhlah pada suami sepanjang itu dalam kebaikan dan tidak melanggar hukum agama itu sendiri.
Pasti akan sulit saat semuanya bertentangan dengan ego dan keinginan, tapi harus selalu berusaha. Karena semua itu termasuk dalam komitmen yang telah kita buat saat kita memutuskan untuk menikah dan memilih sang suami sebagai pendamping dan pemimpin kita...