Safiamita
Dua hari berturut-turut saya menghadapi 2 masalah dengan topik yang sama. Tapi hari ini saya gak segalau hari kemarin. Kemarin saya merasa kesaaaal sekali. Jadi bete seharian karena masalah itu. Namun, hari ini dengan masalah yang serupa tapi tak sama, saya bisa menghadapinya dengan lebih santai dan tanpa ngomel2 sendiri. Itu karena sudah mendapat pencerahan dari suami. Diingatkan lagi, jangan biarkan lingkungan atau orang lain disekitar kita yang menentukan sedih atau bahagianya kita. Kita berkuasa penuh dengan diri kita sendiri, mau bahagia atau tidak itu pilihan kita. Saya juga menyadari itu, kenapa gara2 orang lain say bisa jadi kesal sendiri, marah2 sendiri, padahal orangnya sudah berlalu gak mikirin lagi. Pingin keluar dari semua itu seperti yang pernah di share oleh Andri Wongso disini http://www.andriewongso.com/articles/details/4038/Hukum-Truk-Sampah.
Ya, smoga saya bisa begitu, jadi menjalani hidup bisa lebih tenang karena semua gak dimasukkan ke hati.
Sharing cerita dari AndrieWongso.com.
Suatu pagi, seorang pria naik sebuah taksi dan pergi menuju bandara. Ketika sedang melaju cepat (pada jalur yang benar), tiba-tiba sebuah mobil hitam, tanpa memberi tanda apa pun, menyerobot mengambil jalan di depan taksi itu.
Si supir taksi menginjak pedal rem dalam-dalam hingga ban mobilnya berdecit dan berhenti hanya beberapa sentimeter dari mobil tersebut.
Pengemudi mobil hitam membuka jendela, menjulurkan kepalanya, dan memaki-maki si supir taksi. Namun apa yang terjadi? Supir taksi hanya tersenyum dan melambaikan tangan dengan ringan, pada orang tersebut.
Penumpangnya sangat heran dengan sikap sopir taksi yang bersahabat. Ia bertanya, "Kok Bapak bisa bersikap seperti itu? Pengemudi mobil hitam itu bisa saja menabrak dan merusak taksi Bapak, juga bisa bikin kita masuk rumah sakit!"
Supir taksi itu, kemudian menjelaskan "Hukum Truk Sampah" pada penumpangnya. Katanya, banyak orang yang seperti truk sampah. Mereka berjalan membawa "sampah", seperti rasa frustasi, kemarahan, dan kekecewaan. Seiring dengan semakin penuh kapasitasnya, semakin mereka membutuhkan tempat untuk membuangnya, dan seringkali mereka membuangnya kepada Anda.
"Enggak usah dimasukkan ke dalam hati," kata bapak tua pengemudi taksi itu. "Ya, tersenyum saja! Lambaikan tangan, lalu lanjutkan hidup. Jangan ambil 'sampah' mereka untuk kembali membuangnya kepada orang lain yang Anda temui, baik di tempat kerja, di rumah, atau dalam perjalanan."
Intinya adalah: jangan biarkan "truk sampah" merusak suasana hati dan hari-hari kita. Kasihi orang yang memperlakukan Anda dengan baik dan benar, serta berdoalah bagi yang tidak. Hidup itu 10 persennya mengenai apa yang Anda buat dengannya, dan 90 persen tentang bagaimana Anda menghadapinya. Bahkan ada pepatah: "Life is not about waiting for the storm to pass, its about learning how to dance in the rain."
Selamat menikmati hidup yang penuh berkah dan bebas dari "sampah"! Luar biasa!!
Suatu pagi, seorang pria naik sebuah taksi dan pergi menuju bandara. Ketika sedang melaju cepat (pada jalur yang benar), tiba-tiba sebuah mobil hitam, tanpa memberi tanda apa pun, menyerobot mengambil jalan di depan taksi itu.
Si supir taksi menginjak pedal rem dalam-dalam hingga ban mobilnya berdecit dan berhenti hanya beberapa sentimeter dari mobil tersebut.
Pengemudi mobil hitam membuka jendela, menjulurkan kepalanya, dan memaki-maki si supir taksi. Namun apa yang terjadi? Supir taksi hanya tersenyum dan melambaikan tangan dengan ringan, pada orang tersebut.
Penumpangnya sangat heran dengan sikap sopir taksi yang bersahabat. Ia bertanya, "Kok Bapak bisa bersikap seperti itu? Pengemudi mobil hitam itu bisa saja menabrak dan merusak taksi Bapak, juga bisa bikin kita masuk rumah sakit!"
Supir taksi itu, kemudian menjelaskan "Hukum Truk Sampah" pada penumpangnya. Katanya, banyak orang yang seperti truk sampah. Mereka berjalan membawa "sampah", seperti rasa frustasi, kemarahan, dan kekecewaan. Seiring dengan semakin penuh kapasitasnya, semakin mereka membutuhkan tempat untuk membuangnya, dan seringkali mereka membuangnya kepada Anda.
"Enggak usah dimasukkan ke dalam hati," kata bapak tua pengemudi taksi itu. "Ya, tersenyum saja! Lambaikan tangan, lalu lanjutkan hidup. Jangan ambil 'sampah' mereka untuk kembali membuangnya kepada orang lain yang Anda temui, baik di tempat kerja, di rumah, atau dalam perjalanan."
Intinya adalah: jangan biarkan "truk sampah" merusak suasana hati dan hari-hari kita. Kasihi orang yang memperlakukan Anda dengan baik dan benar, serta berdoalah bagi yang tidak. Hidup itu 10 persennya mengenai apa yang Anda buat dengannya, dan 90 persen tentang bagaimana Anda menghadapinya. Bahkan ada pepatah: "Life is not about waiting for the storm to pass, its about learning how to dance in the rain."
Selamat menikmati hidup yang penuh berkah dan bebas dari "sampah"! Luar biasa!!
Safiamita
Hari saya menyaksikan sendiri ada yang punya 2 wajah. Begitu berhadapan dengan orang yang dibawahnya, menekannya bukan main. tapi begitu menghadap atasan, bisa berubah 180 derajat padahal masalah yang dibicarakan sama..
Saya cuma bisa bengong... kenapa bisa beda banget gitu ya?
hehe....
ooo.... ternyata bisa gitu ya?
Tapi apa enaknya menjadi orang seperti itu?
saya yakin, apa yang dikatakan pada bawahan lah, itu yang ada dipikiran dia sebenarnya. Itulah dia yang sebenarnya.
Tapi begitu di hadapan atasan, jadi harus bermanis muka, menuruti apa kata atasan walaupun gak sejalan dengan keinginannya, harus bersandiwara, pura2 setuju.
Capek gak sih, jadi orang yang harus pintar acting seperti itu?
Padahal ini kan bukan ada dalam film atau sinetron?
Ini adalah dunia nyata yang harus kita jalani.
Tapi ya itu pilihan masing2 sih...
Klo saya, apa ada nya aja.
gak bakat juga bersandiwara.
Saya cuma bisa bengong... kenapa bisa beda banget gitu ya?
hehe....
ooo.... ternyata bisa gitu ya?
Tapi apa enaknya menjadi orang seperti itu?
saya yakin, apa yang dikatakan pada bawahan lah, itu yang ada dipikiran dia sebenarnya. Itulah dia yang sebenarnya.
Tapi begitu di hadapan atasan, jadi harus bermanis muka, menuruti apa kata atasan walaupun gak sejalan dengan keinginannya, harus bersandiwara, pura2 setuju.
Capek gak sih, jadi orang yang harus pintar acting seperti itu?
Padahal ini kan bukan ada dalam film atau sinetron?
Ini adalah dunia nyata yang harus kita jalani.
Tapi ya itu pilihan masing2 sih...
Klo saya, apa ada nya aja.
gak bakat juga bersandiwara.
Safiamita
“Masukkan satu apel busuk ke satu keranjang buah. Maka akan cepat sekali, ikut busuk buah2 lainnya. Hei, lantas kenapa orang membiarkan satu pikiran negatif melintas dan masuk ke dalam hatinya? Padahal itu juga bisa merusak satu hari yang indah, bahkan berminggu2 waktu yang seharusnya menyenangkan? Segera buang.”
*Tere Liye
Aku mengutip salah satu status Tereliye di FB kemari buat jadi pengingat diri sendiri.
Begitu mudahnya aku membiarkan orang2 disekitarku membuat hatiku jadi campur aduk.
Ada masalah sedikit, rasanya ingin sekali meledak.
Hadeeh....
Sebenarnya gak ingin seperti ini, sebenarnya ingin menganggap masalah itu hanya sebagai sebuah apel busuk dan ingin membuang yang busuk itu saja agar tidak mempengaruhi yang lain.
Tapi caranya gimana yaa?
kenapa masalah2 kecil saja sudah bisa bikin emosi jiwa?
Padahal sudah sangat menyadari bahwa hal itu lah yang membuat jiwa jadi sakit.
Pingin sekali jadi orang yang tenang, pingin jadi orang yang punya hati seluas telaga jadi klo dicemplungin garam sesendok kedalamnya maka garam itu akan larut tanpa mengubah rasa air telaganya bukan hati seluas gelas yang klo dicemplungin sesendok garam, otomatis airnya jadi asin sekali.
Berarti harus banyak belajar lagi tentang hidup ini, biar gak cepat emosi jiwa.
Yang belum ketemu adalah caranya gimana?
*Tere Liye
Aku mengutip salah satu status Tereliye di FB kemari buat jadi pengingat diri sendiri.
Begitu mudahnya aku membiarkan orang2 disekitarku membuat hatiku jadi campur aduk.
Ada masalah sedikit, rasanya ingin sekali meledak.
Hadeeh....
Sebenarnya gak ingin seperti ini, sebenarnya ingin menganggap masalah itu hanya sebagai sebuah apel busuk dan ingin membuang yang busuk itu saja agar tidak mempengaruhi yang lain.
Tapi caranya gimana yaa?
kenapa masalah2 kecil saja sudah bisa bikin emosi jiwa?
Padahal sudah sangat menyadari bahwa hal itu lah yang membuat jiwa jadi sakit.
Pingin sekali jadi orang yang tenang, pingin jadi orang yang punya hati seluas telaga jadi klo dicemplungin garam sesendok kedalamnya maka garam itu akan larut tanpa mengubah rasa air telaganya bukan hati seluas gelas yang klo dicemplungin sesendok garam, otomatis airnya jadi asin sekali.
Berarti harus banyak belajar lagi tentang hidup ini, biar gak cepat emosi jiwa.
Yang belum ketemu adalah caranya gimana?
Safiamita
Berawal dari sang suami yang berbaik hati membersihkan mesin dan menambah air radiator Corona tuaku...
Seperti biasa, hari minggu sore tugasnya mengantarkan suami ke bandara untuk berangkat ke Pontianak. Nah, sehabis mengantar, pas di lampu merah mau keluar bandara, kok mobilnya tiba2 mati trus gak bisa dinyalain seperti klo pas Aki nya tekor.. Tapi rasa2 nya gak mungkin aki nya tekor, wong baru aja diganti. Akhirnya sesuai dengan firasat, klo diterusin gak bakal sampe rumah.. begitu mobilnya bisa nyala, putar balik ke arah pamularsih cari bengkel. Di jalan itu mobil udah hidup mati, hidup mati aja... wis... bingungnya setengah mati... mobil ini belum pernah nyusahin klo dibawa jalan... makanya jadi bingung.
Eh, sesampenya di bengkel Plat H, udah keburu tutup... hadeh... akhirnya putar balik lagi ke Carfix yang masih buka. Alhamdulillah, sampe depan bengkel carfix, mobilnya baru mogok lagi.
Langsung aja minta di cek in kenapa bisa mogok dan sekalian ganti oli plus tune up.
Setelah dibuka mesin nya... ternyata saudara-saudaraa..... tutup radiatornya gak ditutup rapat jadi airnya muncrat kemana2 dan alhasil, mesinnya jadi panas. Yakkk, baiklah, tersangka satu2 nya adalah suami tercinta yang sedang berada dalam pesawat.
Setelah bisa di konfirmasi, benarlah tersangkanya mengaku, katanya pas lagi ngisi air radiator, tiba2 Satria datang mengganggu, jadilah lupa dengan air radiator nya.
Tapi ya... Alhamdulillah...
Alhamdulillah... masih bisa sampe bengkel...
Alhamdulillah.. suami masih bisa sampai di Bandara dengan tepat waktu. coba klo mogok duluan, bisa gak jadi itu berangkat ke Pontianak
Alhamdulillah, mendadak aku jadi punya waktu untuk mengantar si corona tua buat tune up dan ganti oli.
Alhamdulillah, Allah masih sangat baik kepada kami....
Terima Kasih ya Allah...
Safiamita
Satu minggu ini si Adek sakit... Awalnya adalah panas dan gak mau makan. Pas diperiksa mulutnya, ternyata ada sariawannya. Ditunggu sampe 3 hari, panas nya adek gak turun2 dan masih gak mau makan. Diminumin obat pun susaaaah banget. Akhirnya di bawa ke dokter. Kata dokter sih radang. Kita juga sempet nanya, sepertinya geraham si Adek juga mau tumbuh. mungkin gak, panasnya itu karena mau tumbuh gigi? kata dokter sih bisa jadi, tapi gak akan panas banget. kemarin panas si Adek 39.5. klo panas karena tumbuh gigi paling 38.5.
Sekarang, panasnya udah turun, sariawannya udah sembuh tapi masih susah makan dan rewel. Klo lagi rewel trus sambil nunjuk pipi nya... Pas dibuka mulutnya, gusinya memang merah dan gigi gerahamnya baru muncul sedikit. Sampe sekarang kesimpulannya si Adek lagi sakit gigi... Semoga lekas sembuh ya, Nak.. dan kembali ceria seperti biasa lagi, aamiin...
Sekarang, panasnya udah turun, sariawannya udah sembuh tapi masih susah makan dan rewel. Klo lagi rewel trus sambil nunjuk pipi nya... Pas dibuka mulutnya, gusinya memang merah dan gigi gerahamnya baru muncul sedikit. Sampe sekarang kesimpulannya si Adek lagi sakit gigi... Semoga lekas sembuh ya, Nak.. dan kembali ceria seperti biasa lagi, aamiin...
Safiamita
Dua hari ini si Adek seneng banget pake sepatu barunya. mau diluar rumah, didalam rumah, sepatunya di pakai terus. Sepertinya dia suka banget sama sepatu barunya karena modelnya adalah mobil. "Pak bum bum", katanya. Selamat pakai sepatu baru ya, Dek. :)