Selama ini olah raga alias jalan kaki masih sebatas wacana klo gak boleh disebut angan2, hehe...
Tapi kemarin pas di jakarta, jadi sering jalan kaki dari kantor ke kos. Lumayan lah 15 menit, sudah cukup bikin berkeringat, apalagi klo jalannya jam 12 siang.
Ternyata enak juga jalan kaki, baru 2 minggu, perut sudah berasa mengecil walau masih sedikit :)
Jadi membulatkan tekad untuk meneruskan tradisi jalan kaki klo udah disemarang nanti, lumayan jalan pagi sekitar 15 menit. InsyaAllah bisa terlaksana, aamiin..
Dulu dia selalu bilang susah buat ngalahin temennya yang juara 1. Kita bilang, kakak pasti bisa kalau belajar. Tp dia gak pernah percaya. Sekalinya dia berhasil jadi rangking 1, ternyata itu jadi motivasi untuk dirinya sendiri bahwa ternyata dia bisa. Sekarang, tanpa disuruh belajar pun dia sudah belajar sendiri walau hanya 5 menit trus brenti. Menurut dia, itu udah belajar :)
Kita sih gak pernah menuntut dia untuk jadi rangking 1, hanya minta untuk melakukan yang terbaik aja. Gak cuma dalam belajar, tapi juga semua hal yang dia lakukan.
Terus terang, karena si kakak adalah anak pertama yang jadi panutan adik2nya, jadi kita menuntut sedikit lebih si kakak agar bisa menjadi contoh yang baik buat adik2nya.
Yang paling sulit diobatin adalah sifat ceroboh dan buru2 nya yang masih sulit untuk diobati :)
Kemarin dia pernah ngeluh sekarang sering gak istirahat karena waktu 2 jam untuk mengerjakan soal try out ujian kelas 6 itu sering gak cukup untuk teman2nya. Jadi gak ada yg boleh keluar sebelum semua selesai mengerjakan padahal katanya dia setengah jam aja udàh selesai ngerjain semua soalnya. Emaknya cuma bisa tepok jidat sendiri dengar ceritanya.
Tapi katanya suka diomelin gurunya juga, klo terlalu cepat ngerjain, disuruh cek lagi jawabannya apakah udah bener atau belum.
Udah sering dinasehatin, setelah ngerjain soal, di cek lagi.
Tapi emaknya juga gak bisa marah karena buah gak jatuh jauh dari pohonnya, hehe...
Dulu emaknya juga begitu, sembuhnya juga karena waktu. Kayaknya mulai smp, ngerjain ujian gak buru2 lagi dan dengan teliti.
Ya, semoga dengan berjalannya waktu penyakit buru2 dan ceroboh si kakak bisa sembuh kayak emaknya.
Pengalaman di jakarta 2 minggu banyak hal-hal baru yang dialami. Kebanyakan adalah hal- hal yang baik. Banyak menerima kebaikan dan pertolongan baik dari orang yang dikenal maupun yang tidak dikenal. Alhamdulillah... Semoga Allah membalas orang2 yang membantuku selama di jakarta dengan kebaikan yang berlimpah, aamiin...
Salah satu pengalaman adalah ngobrol dengan orang asing. Di kereta ngobrol sama teman sebelah, di taksi ngobrol sama supir taksi. Ternyata banyak cerita yang bisa di gali, merasa ada teman selama di perjalanan. Padahal selama ini, klo dijalan, biasanya milih diem2an dengan teman sebelah terutama kalau naik taksi. Sekarang, punya pengalaman baru, punya teman supir taksi. Tapi di jakarta hanya berani naik blue bird atau paling mentok express. Yang lain gak berani karena gak yakin sama faktor keamanannya.
Karena gak ngerti jakarta, jadi kemana2 naiknya taksi. Macam2 cerita yang bisa didapat dari bapak2 supir itu.
Tadi ketemu bapak yang bentar lagi pensiun. Sebelum tahun 2012 si bapak kerja jadi supir bis di arab saudi, gajinya bisa sampe 2200 real. Ada juga supir taksi yg cerita ttg kehidupan malam di jakarta. Dia bilang si mbak2 penghibur malam itu klo ngasih tips ke supir taksi gak kira2, ada yg bisa ngasih sampe 100 ribu. Wah, keren juga ya, pdhl kita paling ngasih tips itu sepuluh ribu.
Macam2 ceritanya, menarik untuk didengarkan. Ada yang cerita anak2nya. Tadi si bapak yang kerja di arab saudi itu bisa nyekolahin anak nya di UGM, sekarang anaknya udah kerja di bank. Beliau bercerita dengan bangga. Kita yang dengar juga ikut bahagia dan kagum dengernya.
Ada banyak hikmah yang bisa diambil dari percakapan di taksi dengan durasi waktu 30 menit sampai satu jam.
Ternyata berbicara dengan orang asing juga gak semenakutkan yang dibayangkan asal tetap waspada dan lihat2 orang yang diajak bicara.
Akhir-akhir ini banyak yang terlintas di pikiran. Maklumlah, setelah penat dengan episode tesis, habis itu dilanjutkan dengan episode menunggu penempatan yang benar-benar membuat aku menunggu.
Kebersamaan.
Selama ini hampir tidak pernah berpisah lama dengan anak2. Sekarang, berada di ambang LDR dengan anak2 karena resiko pekerjaan.
Selama 2 minggu ini, terasa sekali perpisahan dengan anak2. Jadi terasa sekali rindunya untuk dapat bersama mereka, bahkan sekedar hanya memandang wajah2 mungil mereka.
Menyadari betapa seringnya mengumbar emosi, kurang sabar menghadapi mereka.
I really miss u, kids.
Lelah
Baru 2 minggu menjalani PJKA. Pulang jumat kembali ahad.
Rasanya sudah lelah sekali, harus tidur di kereta, berburu waktu yang terbatas...
Lalu bagaimana dengan suami yang sudah hampir 12 tahun menjalani pjka hampir setiap minggu atau setiap dua minggu sekali?
Wajar ketika pulang pinginnya istirahat tapi gak bisa karena harus mengikuti berbagai aktivitas.
Dan ujung dari renungan ini adalah, aku ingin menjadi manusia yang lebih baik lagi, menjadi ibu yang lebih pengertian, lebih sabar dan lebih dekat dengan anak2, menjadi istri yang lebih mengerti dan toleran dengan suami.
Dan alhamdulillah, Allah masih memberi kesempatan untuk kembali bersama anak2 dalam satu kota. Semoga sebentar lagi suami yang berkesempatan untuk kembali ke satu kota bersama kami sehingga kebersamaan ini menjadi lengkap, aamiin...