Pingin menulis tentang sesuatu tapi takutnya nanti kesannya lebay, hehe...
jadi bingung juga mau mulai dari mana ya...
hmh... gini...
sebagai seseorang dengan banyak masa lalu.. halah... sebelum menikah dengan suami tercinta sekarang, ada lah beberapa orang dulu yang serius pingin melamar, ada yang ditolak, ada juga yang diiyakan tapi ditolak sama ortu, yang diterima oleh saya dan ortu hanya suami tercinta.
Saya tipe orang yang mudah melupakan..
mungkin karena termasuk tipe orang yang lebih mencintai diri sendiri daripada orang lain (klo gak boleh dibilang egois).
Dan untuk kasus2 masa lalu itu, semua sudah saya lupakan di hari pernikahan saya. Saya hampir gak pernah menghubungi mereka lagi. Mungkin sekedar berteman di media sosial, iya. tapi untuk contact2 an, sangat jarang dan biasanya itu pun tidak dimulai dari saya. Itu pun kalau ada kepentingan saja.
Yang lalu biar lah berlalu
Kalau kata suami, biar memory di kepala gak penuh, jadi kisah2 yang dulu ya dihapus saja.
Itu ketika dulu ada satu kisah masa lalu yang menyeruak.
Yes, I agree with u.
Nah, dari beberapa kisah itu, muncul lah seorang mbak2 yang menjadi istri dari salah satu mereka.
Awalnya sih baik2 aja, wong semua sudah lewat and i'm really happy with my new family, I love my husband so much, and i believe that he is the best choice for me.
Si mbak itu kayaknya masih cemburu ke saya, mulai mengatakan hal-hal yang gak saya sukai, akhirnya saya bilang saya gak akan berkomunikasi lagi, kalau dia hanya ingin mencurigai atau melampiaskan rasa cemburunya ke saya, wong udah sama2 nikah, mau ngapain lagi?
jagain aja suaminya sendiri, saya sih gak bakal ganggu suami orang.
Trus akhirnya dia coba bangun komunikasi lagi lewat media sosial, saya layani karena sesama muslim gak boleh memutuskan tali silaturahmi, tapi untuk di add sebagai teman, saya tolak.
Itu kisah 13 tahun yang lalu.
Tiba2 si mbak itu sekarang muncul lagi dan meng add kembali, ya karena sudah lama lewat juga, akhirnya saya terima pertemanannya walaupun sampe sekarang juga gak pernah ngobrol.
Saya juga gak tau apa yang ada di hatinya tapi semoga pandangannya ke saya sudah berubah sehingga dia meng add saya sebagai teman, berarti dia menganggap saya sebagai teman, kan? :)
Saya gak pernah mengganggu kebahagiaan orang lain
Saya bahagia dengan dunia saya sendiri
Saya punya suami yang sangat baik, punya anak2 yang membanggakan, punya kehidupan sosial yang normal tanpa masalah.
Saya juga gak pernah mengenang masa lalu,
Tidak pernah ingin kembali ke masa lalu.
Tidak ada juga yang saya sesali
Intinya, hidup saya baik2 saja.
Saya bersyukur Allah memberikan suami yang bisa menjadi imam yang baik untuk saya, yang bisa meluruskan ketidaksempurnaan saya, anak2 yang sholih/sholihat yang selalu jadi penyejuk hati, orang tua dan adik yang baik yang selalu siap mensupport saya
Jadi, gak ada alasan saya untuk tidak bahagia, gak ada alasan saya untuk kembali kemasa lalu apalagi mengganggu hidup orang lain.
Tentang curiga, saya punya satu opini..
Menurut saya, curiga itu hanya akan mengungkung diri dalam prasangka, padahal orang yang dicurigai baik2 saja, mereka bahagia dalam hidupnya bahkan gak punya waktu untuk memikirkan orang yang mencurigainya. Kenapa mau capek hati sendiri mikirin orang yang gak mikirin kita bahkan terbersit pun tidak?
Perbaiki hati kita sendiri saja,
Agar hidup bisa jadi lebih bahagia,
Agar bisa jadi lebih bermakna untuk diri sendiri dan orang lain.
Let's be happy...
Hidup hanya sekali...
Harus di isi dengan hal-hal yang bermanfaat agar tidak sia-sia.
Dan ini nasihat untuk diri sendiri.