Safiamita
Mari kita mulai kisah ini dengan cerita angkutan yang digunakan selama di Jakarta. Selain mulai terbiasa naik bajai, kita juga jadi terbiasa naik taksi. Tapi klo naik bajai, beraninya klo bareng suami. klo sendirian, no way lah!
kayaknya bajai2 itu gak punya rem deh, udah ngebut, main selap selip semaunya, bikin kita sport jantung aja. Nah, klo naik taksi, baru lah berani sendiri, tapi itu juga milih armada yang sudah terjamin keamanannya. Memang jadi sedikit boros, tapi dari pada nyasar, hehe...

Klo pas naik taksi, biasanya kita ngomongnya sedikit2 aja ama bapak sopirnya, karena katanya "don't talk to stranger". Cuma pas kemarin aja, jadi ngobrol sama si Bapak supirnya karena Bapaknya yang mulai duluan. Obrolan awal tentang topik yang sedang hangat diberitakan di TV, trus merembet kekeluhannya si Bapak tentang perekonomian negeri ini. Aku pikir, nih Bapak perhatian banget tentang masalah ekonomi negara, ternyata setelah itu baru tau klo ternyata Beliau merasa bahwa perekonomian negara ini berdampak banyak pada hidup dan keluarganya. Duh, rasanya kok jadi seperti katak dalam tempurung ya? Mungkin karena hidup sebagai PNS, gaji tiap bulan ada dan pasti tetap segitu, jadi gak begitu menyadari dan peka bahwa ada banyak orang yang setiap hari, harus berjuang untuk mendapatkan rejekinya dan gak pasti hasilnya berapa. Padahal si Bapak punya keahlian menyetir ya? Gimana dengan orang2 yang gak punya keahlian sama sekali? Si Bapak Keluarganya ada di Purwokerto. Kemarin juga sempet bilang, sudah 6 bulan gak pulang. "Yaa... mending saya gak pulang, mbak. daripada anak saya gak sekolah."
"Iya, Pak.... Saya mengerti."
Pas ditanya kerja dimana dan aku jawab, "Pajak, Pak." si Bapak terdiam sejenak. Tapi sebelum Beliau berkomentar lebih lanjut, aku langsung nyeletuk, "Tapi saya bukan temannya Gayus lho, Pak."
Hehe.. si Bapak tertawa, trus lanjut bicara, "Jangan seperti itu ya, Mbak. Kasian sama kita, orang kecil."
InsyaAllah, Pak." jawabku.

Masih ada harapan, Pak. Saya pun masih tetap berbangga hati bisa mengabdi di DJP tercinta ini. sekecil apapun yang kita lakukan, smoga bisa bermanfaat untuk negeri, untuk memperbaiki perekonomian, untuk mensejahterakan kita bersama. Masih banyak kok, Pak... orang2 yang punya Nasionalisme tinggi dan menjaga integritas mereka di instansi kami. Smoga dari orang2 seperti mereka lah, DJP ini bisa kembali berjaya dan mampu mengemban amanah mengamankan penerimaan negara. Harapan dan doa kami sekarang adalah, smoga badai yang sedang kami hadapi ini bisa segera berlalu, Pak.. sehingga Kami bisa bekerja lebih tenang dan lebih optimal, Amiinn......
Sayang, paragraf terakhir ini hanya gumaman hati, belum sempat kusampaikan, karena taksi nya sudah keburu sampai tempat tujuanku...

Mari meretas harapan, karena harapan itu pasti selalu ada untuk yang mau berusaha.
Label: | edit post
0 Responses

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Galeri