Safiamita

Label: 0 komentar | | edit post
Safiamita

Label: 0 komentar | | edit post
Safiamita







Setelah nyobain Mang Engking yang di jogja, kali ini kita nyobain Mang Engking yang di Ungaran, yang lebih deket dengan rumah. Kebetulan pas lagi ada kakek dan nenek dari palembang dan kakak mita juga sedang ulang tahun, jadi lah kita makan siang disana. Klo di jogja, lokasinya kan ndesoo banget. Dikelilingi sawah dimana2, suasananya asri banget pokoknya, trus ada empangnya juga, kita jadi bisa liat udang hidup yang dipelihara disana. Klo yang di Ungaran, letaknya ada di tengah kota dan sepertinya hanya tempat makan aja, kolamnya gak diisi sama udang, tapi isinya ikan Koi yang guedee2. Klo dari makanan dan minuman, sama aja sih dengan yang ada di jogja, menu  terfavorit  teteup udang bakar madu.

Di dekat pintu masuk restoran ini, kita disambut sama 2 harimau gede2, anak2 yang sempet liat harimau nya.  Klo mau nyobain makan di Gubug Mang Engking Ungaran , alamatnya di Jl. Diponegoro No. 249 Ungaran. Klo dari arah Semarang, letaknya  sebelah kanan jalan. Letak restoran ini strategis karena berada di jalan utama kota Ungaran. Selamat mencoba ya, rame2 sama keluarga pasti lebih seru.
Safiamita
Hari ini pertama kali masuk kerja lagi setelah kurang lebih cuti satu bulan. Sebenarnya masih gak tega ninggalin si kecil, tapi mau gimana lagi.... Cutinya cuma dapet segini.
Smoga si Adek gak rewel dirumah ya...
Smoga Bundanya juga udah bisa kerja dengan baik...
Smoga ini untuk kebaikan bersama...
Luv U so much, Nak...
Baik-baik di rumah yaa.
Safiamita
Saat ini rasanya betaaah banget dirumah, seharian gak kemana-mana, dirumah aja.
Walau Seharian hanya dirumah nemenin si kecil, rasanya betaah sekali...
Sayangnya, comfort zone ini akan segera berakhir tanggal 15 juni nanti, hiksss......
Kapaan yaaa... bisa berlama-lama dirumah?
Smoga segera ada jalan buat sekolah lagi, jadi bisa berada dirumah lebih lama...
Amiin....
Safiamita
Mari kita mulai kisah ini dengan cerita angkutan yang digunakan selama di Jakarta. Selain mulai terbiasa naik bajai, kita juga jadi terbiasa naik taksi. Tapi klo naik bajai, beraninya klo bareng suami. klo sendirian, no way lah!
kayaknya bajai2 itu gak punya rem deh, udah ngebut, main selap selip semaunya, bikin kita sport jantung aja. Nah, klo naik taksi, baru lah berani sendiri, tapi itu juga milih armada yang sudah terjamin keamanannya. Memang jadi sedikit boros, tapi dari pada nyasar, hehe...

Klo pas naik taksi, biasanya kita ngomongnya sedikit2 aja ama bapak sopirnya, karena katanya "don't talk to stranger". Cuma pas kemarin aja, jadi ngobrol sama si Bapak supirnya karena Bapaknya yang mulai duluan. Obrolan awal tentang topik yang sedang hangat diberitakan di TV, trus merembet kekeluhannya si Bapak tentang perekonomian negeri ini. Aku pikir, nih Bapak perhatian banget tentang masalah ekonomi negara, ternyata setelah itu baru tau klo ternyata Beliau merasa bahwa perekonomian negara ini berdampak banyak pada hidup dan keluarganya. Duh, rasanya kok jadi seperti katak dalam tempurung ya? Mungkin karena hidup sebagai PNS, gaji tiap bulan ada dan pasti tetap segitu, jadi gak begitu menyadari dan peka bahwa ada banyak orang yang setiap hari, harus berjuang untuk mendapatkan rejekinya dan gak pasti hasilnya berapa. Padahal si Bapak punya keahlian menyetir ya? Gimana dengan orang2 yang gak punya keahlian sama sekali? Si Bapak Keluarganya ada di Purwokerto. Kemarin juga sempet bilang, sudah 6 bulan gak pulang. "Yaa... mending saya gak pulang, mbak. daripada anak saya gak sekolah."
"Iya, Pak.... Saya mengerti."
Pas ditanya kerja dimana dan aku jawab, "Pajak, Pak." si Bapak terdiam sejenak. Tapi sebelum Beliau berkomentar lebih lanjut, aku langsung nyeletuk, "Tapi saya bukan temannya Gayus lho, Pak."
Hehe.. si Bapak tertawa, trus lanjut bicara, "Jangan seperti itu ya, Mbak. Kasian sama kita, orang kecil."
InsyaAllah, Pak." jawabku.

Masih ada harapan, Pak. Saya pun masih tetap berbangga hati bisa mengabdi di DJP tercinta ini. sekecil apapun yang kita lakukan, smoga bisa bermanfaat untuk negeri, untuk memperbaiki perekonomian, untuk mensejahterakan kita bersama. Masih banyak kok, Pak... orang2 yang punya Nasionalisme tinggi dan menjaga integritas mereka di instansi kami. Smoga dari orang2 seperti mereka lah, DJP ini bisa kembali berjaya dan mampu mengemban amanah mengamankan penerimaan negara. Harapan dan doa kami sekarang adalah, smoga badai yang sedang kami hadapi ini bisa segera berlalu, Pak.. sehingga Kami bisa bekerja lebih tenang dan lebih optimal, Amiinn......
Sayang, paragraf terakhir ini hanya gumaman hati, belum sempat kusampaikan, karena taksi nya sudah keburu sampai tempat tujuanku...

Mari meretas harapan, karena harapan itu pasti selalu ada untuk yang mau berusaha.
Safiamita
Mungkin pengalaman 12 tahun yang lalu ini perlu juga untuk dituliskan, karena kemarin ada yang menanyakannya.. Siapa tau bisa menginspirasi walaupun tetap saja hidayah adalah milik Allah semata.
Diawal bulan Agustus 2000...
Sebenarnya sudah ada keinginan sejak lama ingin memakai kerudung, tapi masih maju mundur. Pertama, karena sang Bunda belum mendukung, ketika itu, beliau maunya 5 tahun lagi aja, aku pake kerudungnya. Kedua, hatiku sendiri masih belum mantab.. Terbayangnya nanti udah gak bisa pake baju yg modelnya macam2, rambut juga udah gak keliatan, intinya mungkin takut klo nanti berkerudung lalu takut terlihat tidak menarik lagi. Maklumlah, ketika itu masih muda, masih berusia 19 tahun. 
Sampai diawal Agustus itu...
Ketika itu aku masih ikut les Bahasa Inggris yang dimulai pukul 18.00 WIB- 19.30 WIB. Biasanya klo pulang, kita rame2 jalan kaki  dulu ke tempat angkot mangkal karena pulang ke rumah biasa naik angkot dan klo kita jalan kaki pasti melewati sebuah pom bensin. Nah, di depan pom bensin itu, ada mas tukang asongan yang mangkal, temen2 yang cowok biasanya suka beli rokok disitu. Kita biasa manggil si Mas itu dengan panggilan Akang. Karena orangnya ramah, jadi kita semua akrab dengan si Akang. Setauku si Akang gak pernah kemana2, tiap hari mangkal disitu, tapi kok beberapa hari lewat sana gak pernah liat si Akang ada disitu. Sampai akhirnya nanya sama temen yang lain, si Akang kemana ya? Ternyata....
Si Akang beberapa hari yang lalu telah meninggal dunia karena ditusuk preman yang minta rokok tapi gak dikasih sama si Akang. Kabarnya si Akang meninggal ditempat karena kehabisan darah.. Karena saat itu gak ada yg berani nolongin si Akang...
Ya Allah... rasanya baru saja melihat dia ada disitu.. tiba-tiba saja sudah gak ada. Ternyata umur itu memang gak bisa ditebak sampai kapannya.. kalo sudah tiba waktunya maut menjemput.. gak bisa ditunda atau diperlambat lagi...
Akhirnya besoknya langsung pakai jilbab, karena aku juga gak tau kapan ajalku akan menjemput... Maunya ketika maut datang, aku sudah memenuhi perintah Allah untuk berhijab. 
Alhamdulillah, sampai sekarang masih bertahan...
Smoga sampai nyawa terpisah dari raga nanti pun masih berhijab, hanya karena Allah saja...
Amiin...
Safiamita
Lama sekali rasanya tidak membuat untaian kata...
Untaian kata yang menyiratkan isi hati
Saat tak ada yang bisa terucap dengan lisan
Tapi hati sudah tak punya tempat untuk menyimpan rasa

Selalu saja, saat ada yang tak mampu terurai dengan kata-kata
lalu mengalir lewat tulisan
Walau mungkin tidak bisa menyelesaikan masalah,
setidaknya aku sudah bisa berkeluh kesah
Kesah yang sebenarnya ingin kusimpan sendiri,
namun tak mampu kulakukan

Sebenarnya aku tak butuh banyak...
Hanya sedikiiit saja...
Tapi itu pun rasanya tidak kudapatkan
Kalau sudah begitu,
Biarlah nanti akan menghilang sendiri..
Biarlah nanti dengan waktu akan menyingkir sendiri dari pikiran dan hatiku.

Related Posts with Thumbnails

Galeri