Safiamita
Pada siapa cinta itu harusnya jatuh..
Pada siapa rindu itu bersauh..
Tanyalah pada jiwa yang mencari..
Agar tak salah pilih..
Agar tak salah menambatkan hati
Karena tiap jiwa pasti merindu-Nya
Selalu mengarah kepada-Nya
dan pasti kembali kepada-Nya
Label: 0 komentar | | edit post
Safiamita
Aku berusaha, cinta..
Aku berusaha melakukan apa yang kau mau
aku berusaha menjauhi apa yang kau larang
aku berusaha patuh
aku berusaha mengikuti
aku berusaha menjadi sebaik2 perhiasan dunia
aku berusaha melawan ego diri aku berusaha menyenangkan hati, menyejukkan pandangan agar kau tak berpaling
aku berusaha terbaik untuk menjaga cinta ini
dan tak kan menyerah
karena hanya ini yang aku punya
hanya ini yang kudamba, ridhomu, ikhlasmu atas diriku
dan dengan itu aku akan kembali
kembali ke pangkuan rabb ku
dan berharap Dia juga akan meridhoi aku, amiin..
Label: 0 komentar | | edit post
Safiamita
Sisi Lain Pak Boed yang Saya Kenal
Oleh Faisal Basri - 14 Mei 2009 - Dibaca 3069 Kali -

Saya pertama kali mengenal Pak Boed pada akhir 1970-an lewat buku-bukunya yang enak dibaca, ringkas, dan padat. Pada akhir 1970-an. Kalau tak salah, judul-judul bukunya selalu dialawali dengan kata ”sinopsis,” ada Sinopsis Makroekonomi, Sinopsis Mikroekonomi, Sinopsis Ekonomi Moneter, dan Sinopsis Ekonomi Internasional. Kita mendapatkan saripati ilmu ekonomi dari buku-bukunya yang mudah dicerna.

Pada suatu kesempatan, Pak Boed mengutarakan pada saya niatnya untuk merevisi buku-bukunya itu. Mungkin ia berniat untuk menulis lebih serius sehingga bisa menghasilkan buku teks yang lebih utuh. Kala itu saya menangkap keinginan kuat Pak Boed untuk kembali ke kampus dan menyisihkan waktu lebih banyak menulis buku. Karena itu, ia tak lagi berminat untuk kembali masuk ke pemerintahan setelah masa tugasnya selesai sebagai Menteri Keuangan di bawah pemerintihan Ibu Megawati.

Pak Boed dan Pak Djatun (Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Menko Perekonomian) bekerja keras memulihkan stabilitas ekonomi yang “gonjang-ganjing” di bawah pemerintahan Gus Dur. Hasilnya cukup mengesankan. Pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan terus menerus. Di tengah hingar bingar masa kampanye seperti dewasa ini, Ibu Mega ditinggalkan oleh wapresnya, dua menko, dan seorang menteri (Agum Gumelar). Ternyata perekonomian tak mengalami gangguan berarti. Kedua ekonom senior ini bekerja keras mengawal perekonomian. Hasilnya cukup menakjubkan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan keempat 2004 mencapai 6,65 persen, tertinggi sejak krisis hingga sekarang.

Selama dua tahun pertama pemerintahan SBY-JK, perekonomian Indonesia mengalami kemunduran. Tatkala muncul gelagat Pak SBY hendak merombak kabinet, sejumlah kawan mengajak Pak Boed bertemu. Niat para kolega ini adalah membujuk Pak Boed agar mau kembali masuk ke pemerintahan seandainya Pak SBY memintanya. Agar lebih afdhol, kolega-kolega saya ini juga mengajak Ibu Boed. Mungkin di benak mereka, Ibu bisa turut luluh dengan pengharapan mereka. Akhirnya, Pak Boed menduduki jabatan Menko Perekonomian. Mungkin sahabat-sahabat saya itu masih terngiang-ngiang sinyal penolakan Pak Boed dengan selalu mengatakan bahwa ia sudah cukup tua dan sekarang giliran yang muda-muda untuk tampil. Memang, Pak Boed selalu memilih ekonom muda untuk mendampinginya: Mas Anggito, Bung Ikhsan, Bung Chatib Basri, Mas Bambang Susantono, dan banyak lagi. Semua mereka lebih atau jauh lebih muda dari saya.

Interaksi langsung terjadi ketika Pak Boed menjadi salah seorang anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN). Saya ketika itu anggota Tim Asistensi Ekonomi Presiden (anggota lainnya adalah Pak Widjojo Nitisastro, Pak Alim Markus, dan Ibu Sri Mulyani Indrawati). Ibu Sri Mulyani memiliki jabatan rangkap (jadi bukan sekarang saja), selain sebagai anggota Tim Asistensi juga menjadi sekretaris DEN. Pak BOed tak pernah mau menonjolkan diri, walau ia sempat jadi menteri pada masa transisi.

Sikap rendah hati itulah yang paling membekas pada saya. Lebih banyak mendengar ketimbang bicara. Kalau ditanya yang “nyerempet-nyerempet ,” jawabannya cuma dengan tersenyum. Saya tak pernah dengar Pak Boed menjelek-jelekkan orang lain, bahkan sekedar mengkritik sekalipun.

Tak berarti bahwa Pak Boed tidak tegas. Seorang sahabat yang membantunya di kantor Menko Perekonomian bercerita pada saya ketegasan Pak Boed ketika hendak memutuskan nasib proyek monorel di Jakarta yang sampai sekarang terkatung-katung. Suatu waktu menjelang lebaran, Pak Boed dan sejumlah staf serta, kalau tak salah, Menteri Keuangan dipanggil Wapres. Sebelum meluncur bertemu Wapres, Pak Boed wanti-wanti kepada seluruh stafnya agar kukuh pada pendirian berdasarkan hasil kajian yang mereka telah buat. Pak Boed sempat bertanya kepada jajarannya, kira-kira begini: “Tak ada yang konflik kepentingan, kan? Ayo kita jalan, Bismillah … Keesokan harinya, saya membaca di media massa bahwa sekeluarnya dari ruang pertemuan dengan Wapres, semua mereka berwajah “cemberut” tanpa komentar satu kata pun kepada wartawan.

Adalah Pak Boed pula yang memulai tradisi tak memberikan “amplop” kalau berurusan dengan DPR. Tentang ini, saya dengar sendiri perintahnya kepada Mas Anggito.

Ada dua lagi, setidaknya, pengalaman langsung saya berjumpa dengan Pak Boed. Pertama, satu pesawat dari Jakarta ke Yogyakarta tatkala Pak Boed masih Menteri Keuangan. Berbeda dengan pejabat pada umumnya, Pak Boed dijemput oleh Ibu. Dari kejauhan saya melihat Ibu menyetir sendiri mobil tua mereka.

Kedua, saya dan isteri sekali waktu bertemu Pak Boed dan Ibu di Supermarket dekat kediaman kami. Dengan santai, Pak Boed mendorong keranjang belanja. Rasanya, hampir semua orang di sana tak sadar bahwa si pendorong keranjang itu adalah seorang Menko.

Banyak lagi cerita lain yang saya dapatkan dari berbagai kalangan. Kemarin di bandara Soekarno Hatta setidaknya dua orang (pramugara dan staf ruang tunggu) bercerita pada saya pengalaman mengesankan mereka ketika bertemu Pak Boed. Seperti kebanyakan yang lain, kesan paling mendalam keduanya adalah sikap rendah hati dan kesederhanaannya.

Dua hari lalu saya dapat cerita lain dari pensiunan pejabat tinggi BI. Ia mengalami sendiri bagaimana Pak Boed memangkas berbagai fasilitas yang memang terkesan serba “wah.” Dengan tak banyak cingcong, ia mencoret banyak item di senarai fasilitas. Kalau tak salah, Pak Boed juga menolak mobil dinas baru BI sesuai standar yang berlaku sebelumnya. Entah apa yang terjadi, jangan-jangan mobil para deputi dan deputi senior lebh mewah dari mobil dinas gubernur.

Kalau mau tahu rumah pribadi Pak Boed di Jakarta, datang saja ke kawasan Mampang Prapatan, dekat Hotel Citra II. Kebetulan kantor kami, Pergerakan Indonesia, persis berbelakangan dengan rumah Pak Boed. Rumah itu tergolong sederhana. Bung Ikhsan pernah bercerita pada saya, ia menyaksikan sendiri kursi di rumah itu sudah banyak yang bolong dan lusuh.

Bagaimana sosok seperti itu dituduh sebagai antek-antek IMF, simbol Neoliberalisme yang bakal merugikan bangsa, dan segala tuduhan miring lainnya. Lain kesempatan kita bahas tentang sikap dan falsafah ekonomi Pak Boed. Kali ini saya hanya sanggup bercerita sisi lain dari sosok Pak Boed yang kian terasa langka di negeri ini.

Maju terus Pak Boed. Doa kami senantiasa menyertai kiprah Pak Boed ke depan, bagi kemajuan Bangsa
Safiamita
Terucap untaian doa
Terucap rangkaian asa
saat cinta memenuhi relung jiwa
dengan suka cita bertanya
bilakah smua akan menjadi nyata
bukankah dengan cinta smua jadi indah?
Tidakkah karena kasih jadi saling peduli?
Namun hanya cinta sejati yang mampu meneduhkan jiwa
cinta semu hanya memberi gundah
fatamorgana yang membuat kecewa
dan tak pernah bisa menyejukkan jiwa yang dahaga
Tapi tetap saja ada yang masuk jebakan kesemuan
karna smua seakan terlihat indah
Hanya cinta sejati yang nyata
Adalah cinta pada-Nya
dan cinta yang mendapat ridho-Nya
Label: 0 komentar | | edit post
Safiamita
Kadang pakaian putih terlihat kusam klo ud sering dipakai atau nyucinya dg air yg kurang jernih. Nah, setelah searching2 di internet.. Ketemulah jalan keluarnya.. Pakaian kusamnya direndam ama air yg ud dicampur ama asam sitrat atau citrun acid. InsyaAllah, pakaiannya jadi cling lg. Ud dipraktekkan sendiri kok.. Belinya? Di supermarket ada banyak, dibagian makanan krn asam sitrat biasanya dipake sbg pengasam makanan spt es buah or coctail. Met nyoba ya !
Label: 3 komentar | | edit post
Safiamita
Ternyata tak mudah menjadi seorang pemimpin...
Apalagi menjadi pemimpin yang dihormati, yang kehadirannya dirindukan oleh yang dipimpinnya.


Banyak yang mendambakan pimpinan yang peduli pada bawahan. Mulai dari care pada kerjaan sampai ke sosialisasi yang simpel, misalkan menjawab sapaan bawahan saat berpapasan atau lebih keren lagi klo bisa mengingat nama setiap bawahan yang di pimpin.

Ada juga yang menginginkan Pimpinan yang bisa memberikan solusi bila ada masalah yang dihadapi bawahan, yang bertanggung jawab pula atas bawahan, siap membela bawahan bila ada masalah yang dihadapi selama itu adalah masalah kantor.

Pimpinan yang terbuka atas saran dan kritik bawahan, bertanggung jawab, punya integritas tinggi terhadap pekerjaan, profesional serta mampu menempatkan diri sesuai kedudukannya.

Susah ya, jadi pemimpin yang baik ?
Makanya Kagum sama orang yang mampu menjadi seorang pemimpin yang baik walau pasti ada kekurangannya. toh, tidak ada manusia yang sempurna kan? dan tidak mungkin juga dapat memenuhi keinginan setiap orang. Tapi paling tidak, kriteria umum tentang seorang pemimpin yang ideal telah dipenuhi.
Indikatornya ? buatku gampang. Ketika pimpinan nya tidak ada, banyak yang merindukan kehadirannya dan ketika sudah tidak bekerja sama lagi, tetap meninggalkan kenangan yang baik di hati bawahannya.

Telah Menjadi Bintang di Hati Banyak Orang.


Doaku selalu teriring untukmu, cinta..
Smoga slalu bisa menjadi pemimpin yang baik..
Setidaknya untukku dan keluarga kecil kita..
Untuk menuju Ridho Allah..
Amiin..
Safiamita
Karena sekarang berada di seksi pelayanan, mau nya berbuat yang terbaik untuk pelayanan :)

kemarin udah bikin motto pelayanan kantor : Dengan CINTA ( cepat, inovatif, transparan, akuntabel ) kami melayani anda.
Nah, berhubungan dengan cepat dan inovatif, idenya gini..
Gimana klo setiap WP yg datang dibatasi hanya boleh melapor sebanyak 5 SPT untuk setiap nomor antrian, jadi bisa terukur berapa lama waktu untuk melayani satu orang WP. Untuk WP yg membawa SPT lebih dari lima buah, silahkan mengambil nomor antrian lebih dari satu. Tentang inovatif, gimana klo menggunakan alat untuk mengukur lamanya pelayanan buat satu orang WP ?Pake jam pasir yang bisa dibolak balik itu lho... ( dulu pernah liat di Counter salah satu fast food yang menerapkannya) Misal waktu yg diperlukan adalah 5 menit, klo pas melayani lebih dr 5 menit maka WP berhak atas hadiah ( misal, stiker pajak, pulpen pajak atau gantungan kunci pajak) kan bisa sebagai ajang promosi pajak juga ya. hemh.. apalagi ya? idenya segitu dulu deh, ntar klo ada lg menyusul aja.
Safiamita
Kali ini diputuskan untuk membuat label khusus tentang kematian.

Satu lagi kematian yang menghampiri...
Hari lebaran kedua yang lalu mendapat kabar duka bahwa ada teman kantor yang meninggal dunia..
Inna Lilllahi Wa inna Ilaihi Rojiuun..
Semua berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya juga..
hanya masalah waktu saja...

Si Ibu meninggal dunia itu sakit gagal ginjal sejak 10 tahun lalu. Gak tau banyak sih tentang si Ibu, karena orangnya emang agak pendiam. Paling klo papasan dia tanya " udah sholat blm?" trus dijawab, "udah, bu."

Gak kebayang setiap minggu harus masuk rumah sakit buat cuci darah selama 10 tahun..
Tapi mungkin keinginan untuk tetap bertahan hidup yang kuat membuat dia tabah menjalani semuanya.
Hari ini kita udah masuk kantor, pas salam-salaman tadi, hanya membatin, "gak ketemu lagi sama si Ibu. Padahal minggu lalu masih ada bersama kita di kantor."

Smoga Allah menerima beliau disisi-Nya, mengampuni semua dosa2nya dan menerima semua amal ibadahnya, amiin...

Sampai ketemu disana, bu..
Safiamita






Klo lebaran tiba, si kakak pasti udah gak sabar mau ke rumah eyang nya di jogja karena seneng, disana pasti rame. sepupu-sepupunya pada berdatangan dari segala penjuru tanah jawa, hehe.. berlebihan ya? Ada yang dari nganjuk, dari purwokerto ama dari Cikampek.
Yang diatas itu, Foto para sepupu yang bersidang di tengah malam, jam setengah 12 malam ( ckckck.. kecil-kecil udah pada begadang ).
Foto satunya itu pas sedang menghadiri Trah keluarga trus pada foto disawah dengan latar kereta api yang sedang lewat. hemh...anak-anak kota, pada seneeeng banget bisa maen kesawah, liat bebek, liat sapi, trus liat kereta...

Safiamita






Kali ini si kecil juga dibela-belain boleh mandi di Pantai sama kakak-kakaknya. Si cimut seneng banget maen air sama pasir... malah sudah sempet mencicipi rasanya segala, hehe.. gpp ya, dek. sehat selalu ! Klo liat wajah bahagianya, pasti gak tega deh, mau ngelarang si adek maen air. Asal gak lama-lama aja, soalnya takut masuk angin. Alhamdulillah, sampe sekarang sehat-sehat aja.
Safiamita

Ini dia satu lagi hasil kreativitas kakak yang lucu. Dibuat dari lilin warna warni, dirangkai di lantai trus jadi deh seraut wajah lucu yang berkerudung sambil tersenyum. Langsung di jepret deh, sama emaknya ^_^
Safiamita

Sejak pindah ke seksi pelayanan dan mulai melayani WP yang lapor di TPT, ada beberapa hal yang tiba2 muncul dipikiran.
Salah satunya adalah Kekaguman pada Wajib Pajak yang berkenan membayar pajak untuk negara.
Aku ngebayanginnya gini.. seperti kita bayar tagihan telepon, listrik atau air, yang notanebe merasakan manfaatnya secara langsung, begitu tagihannya gede, pasti langsung protes...Padahal semua itu tergantung dengan pemakaian kita sendiri.
Nah, gimana dengan pajak... WP bayar pajak tanpa imbalan langsung yang mereka dapatkan..
tapi masih mau membayar sebagai bentuk kepatuhan dan sumbangsih pada negara..
gimana gak bikin kagum?

dari situ lah timbul kesadaran.. saya bekerja untuk negara dan negara membayar saya dari pajak yang dibayarkan oleh WP kepada negara, karena itu menurutku sudah seharusnya WP mendapatkan pelayanan yang terbaik dari kita sebagai aparatur negara.
Selain itu, ada yang pernah bilang gini " kita akan dapat jadi seorang pemimpin yang baik kalau sudah bisa menjadi seorang pelayan yang baik". dan aku setuju dengan itu..

So, Tetap hargai berapa pun jumlah pajak yang mereka bayar dan.. jangan lupa untuk selalu menyapa, senyum serta mengucapkan terima kasih pada penyumbang dana terbesar untuk negara ini.

Bravo Wajib Pajak !!!


Safiamita



Alhamdulillah...
Setelah sekian lama pingin banget bikin foto keluarga di studio, akhirnya minggu kemarin terealisasi juga...
Seneng liat si kecil-kecil yang lucu-lucu..
Yang paling susah ngaturnya tentu saja si bungsu, Alya..
Pake dibujuk dengan boneka segala sama oom si tukang foto biar si adek mau di jepret..
Tapi si Adek sih, gaya apapun tetep lucu ya dek! ( pede mode on)
Safiamita

Minggu lalu Kakak diutus lagi ama TK nya untuk ikut lomba. Dan Kali ini disuruh ikut lomba fashion show busana muslim. Alhamdulillah pas lomba si kakak dengan pede nya berjalan dan penuh senyum. Sayang belum menang. GPP ya, kak. di jadiin pengalaman aja, yang penting kakak udah berani tampil, itu aja udah bikin bunda dan ayah bahagia :) Makasih ya kak !
Safiamita
sedihnya saat belahan jiwa sedang sakit namun tak dapat mendampinginya karena terpisah jarak dan waktu..
Ayah, maafin bunda yaa...

Udah beberapa hari ini Si Ayah mengeluh gak enak badan di Surabaya...
Maunya sih langsung kesana tapi katanya gak apa-apa..
Puncaknya hari ini, katanya muncul bintik merah dikulitnya..
Duh, apa kena demam berdarah?
Lagi puasa gini, gak bisa minum obat.
Akhirnya tadi karena udah gak kuat, dia membatalkan puasanya
Sekarang lagi ke RS dianterin temen-temen kantornya..
Alhamdulillah, masih banyak orang baik disekitar suami yang mau membantu..
Terima Kasih untuk smua, smoga Allah membalasnya dengan kebaikan yang berlimpah, amiiin..
Alhamdulillah, dari pemeriksaan dokter bukan DB.
Diberi suntikan penurun panas dan obat oleh dokter.
Lekas sembuh ya ayah...

Ya Allah, limpahkanlah kami selalu nikmat sehatmu
Jadikanlah kami hamba-Mu yang selalu bersyukur
Dan semoga kami bisa segera bersama lagi, Ya Allah..
amiinn Ya Robbal'alamin
Related Posts with Thumbnails

Galeri