Safiamita
Dari dulu menurut saya menjaga pergaulan anak sedari kecil itu sangat penting, karena mereka belum bisa membedakan mana yang baik atau yang buruk untuk mereka. Salah satu alasan juga kenapa saya ngotot menyekolahkan anak-anak di Plagrup Islami, TK islami dan SD yang islami walau harus mengeluarkan biaya ekstra. Agar mereka akrab dengan agamanya, tidak asing dengan agamanya dan terpelihara untuk tetap di agamanya, supaya agama menjadi pondasi dalam hidup mereka. Selain pergaulan di keluarga dan dirumah, menurut saya sekolah juga menjadi bagian yang penting dalam hidup mereka karena sepertiga waktu mereka dalam satu hari dihabiskan bersama teman-temannya di sekolah. 
Beruntung juga hidup di kota seperti Semarang, yang masih kondusif, gak kayak Jakarta..
Baru aja ngobrol sama temen di Jakarta yang anaknya sebaya dengan Kakak Mita. Katanya lingkungan disana kurang mendukung, anak2 nya jadi harus terus diperhatikan dan diawasi. 
Kakak Mita juga sudah beranjak ABG, tapi alhamdulillah sampe detik ini belum pernah nyinggung atau nanya2 tentang pacaran. Kakak juga bukan penggemar katty Perry, dsb. Belum kenal dia dengan penyanyi asing begitu. Dia masih suka sama cherrrybelle. Tontonan favoritnya di TV masih barbie, upin ipin atau boboiboy. 
Kakak dan adik-adiknya juga udah terbiasa berkerudung, gak cuma pergi ke sekolah, pergi jalan2 bareng kita pun sudah mulai membiasakan diri pakai kerudung. 
Kakak udah khatam belajar qiro'ati di kelas 4 SD. Ngaji nya juga sudah jauh lebih bagus dari bunda dan Ayahnya.
Smoga ke depannya Kakak, Mbak Nabila dan Teteh Alya tetap terjaga dan selalu nerada di jalan-Nya, aamiin....
Saya hanya bisa berusaha sekuat tenaga untuk menjaga dan mengarahkan mereka. Karena berdasarkan pengalaman, yang penting untuk ditanamkan kepada mereka adalah ketaatan karena pemahaman bukan ketaatan karena keharusan. 
Ketika Kakak duduk SD kelas 1, dia udah mulai dibiasakan puasa Ramadhan  penuh satu hari. Pernah sekali, siang dia main ke rumah temennya, pulang2 kok kayaknya seger banget ini bocah. Selidik punya selidik, ternyata di sana dia minum walaupun gak mau ngaku. Waktu itu, kita gak maksa dia buat ngaku, tapi cuma bilang, walau ayah atau bunda gak liat Kakak minum, tapi Allah liat. Jadi walau kakak bisa bohong sama ayah dan Bunda, Kakak gak bisa bohong sama Allah. Puasa kakak kan buat Allah, bukan buat ayah atau bunda. Ketika itu dia hanya diam mendengarkan, gak bereaksi. Tapi sejak itu dia gak pernah mencoba lagi minum diam2 ketika sedang berpuasa. 
Kakak memang tipe nya begitu, dia gak bisa menjadi patuh hanya karena diharuskan begitu, dia harus paham dulu. Ketika dia sudah paham, tanpa disuruh atau diawasi pun dia pasti kerjakan.



0 Responses

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Galeri