Safiamita
Menulis ini di sela2 waktu menunggu untuk ketemu sama dosen pembimbing.
Dosen pembimbing itu tipe nya macam2....
Karena kita yang butuh, jadi kita lah yang perlu menyesuaikan.
Ada dosen pembimbing yang mau d contact lewat email aja. Proposal dikirim lewat email pun gak masalah. Dalam waktu 24 jam pasti sudah ada balasan email dari Beliau. Menyenangkan sekali rasanya, walaupun kendala nya, karena keterbatasan gak tatap muka, jadi ada kemungkinan misinterpretasi dengan apa yang dikritisi oleh Beliau, jadi harus tetap tatap muka juga untuk mencari kejelasan.
Ada juga dosen yang sibuk, susah untuk ditemui. Klo mau ketemu harus SMS dulu. Tapi kita SMS juga gak di balas. #tarik napas panjang dulu....
Tapi karena Beliau memang sibuk, mau gimana lagi?
Kita yang harus sabar menunggu sampai Beliau membalas SMS dan punya waktu untuk kita bimbingan.

Ya, itulah perjuangannya...
Walaupun bikin deg deg an, bikin bingung, bahkan bikin emosi naik turun.
Klo gak ada begitu nanti gak menarik untuk diceritakan untuk kisah di masa depan.

Dulu ketika skripsi S1, alhamdulillah dimudahkan sekali, walau ketemu dosen yang katanya strict tapi baik, mau jawab klo sms dan bisa janjian kapan bisa ditemui. Sekarang beliau sudah meninggal dunia karena kanker. Menyesal juga dulu belum sempat memberi kenang-kenangan sekedar tanda terima kasih sudah mau di bimbing. Hanya bisa mendoakan semoga Beliau diampuni segala dosa dan diterima semua amal ibadahnya, aamiin...

Hal yang saya sadari sepenuhnya adalah saya yang butuh dosen pembimbing untuk membimbing saya, jadi ya manut aja, gimana maunya. Kalau gak punya bargaining power mau gimana lagi?
Itu artinya harus bisa sabar, terus memupuk semangat, dan menguatkan mental untuk pantang menyerah.
Smoga bisa dilalui dengan baik, aamiin....
0 Responses

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Galeri