Safiamita
Akhir2 ini rasanya malas sekali untuk menulis padahal kerjaan dikantor juga lagi senggang... Entah kenapa, mungkin sedang merasa jenuh aja kali ya?

Nah.. Pagi ini buka portal internal DJP, ada sebuah tulisan disitu, judulnya " Roda Mutasi" yang ditulis oleh seorang rekan di Bandung. Awal ceritanya tentang kisah penempatannya di pedalaman Kalimantan. Kesedihan yang harus dihadapi karena penempatan / mutasi gak sesuai dengan yang diharapkan.. sampai akhirnya dia menyadari bahwa dia harus menghadapi kenyataan dan tidak menambah kesusahannya dengan kesedihan... dan kemudian belajar menikmati apa yang harus dijalani karena kesedihannya pun tak kan mengubah apa yang harus dia hadapi...

Tahun 2004 pernah merasakan hal seperti ini.. Waktu itu baru 2 bulan setelah aku melahirkan anak pertama, Juli 2004 dapat berita suami dimutasi ke Palangkaraya. Waktu itu kita berada di Metro, Lampung. Karena berbagai macam pertimbangan, akhirnya suami memutuskan aku gak usah ikut kesana, tetap di Metro dan batal mengajukan permohonan ikut suami. Tahun pertama masih merasakan keoptimisannya dalam bekerja dan mengharap segera dimutasi lagi ke tempat yang lebih dekat dari lampung. Tapi beberapa kali periode mutasi, namanya tak kunjung masuk juga... sampai ditahun ke-3, aku mulai bisa merasakan kejenuhannya dalam bekerja dan kehilangan asa terhadap roda mutasi...

Sedih melihatnya seperti itu.... Padahal selama ini, rasanya dia termasuk orang yang realistis dan berani menghadapi kenyataan hidup... Hanya bisa mendengarkan curahan hatinya dan tak pernah putus berdoa. Alhamdulillah, Maret 2007 penantian terjawab juga. Suamiku dipindah ke Surabaya, waktu itu kita sekeluarga sudah pindah ke Jakarta (aku ikut D3 Khusus di STAN), jadi sudah lebih dekat. Masih bisa di laju pake kereta, gak lagi harus mendayung melalui dua pulau seperti Palangkaraya- Metro. :)

Tahun 2008, malah aku yang ditempatkan ke Semarang, setelah selesai ikut pendidikan D3 Khusus di Jakarta. Kemudian, kembali berharap, semoga bisa berkumpul ditanah jawa aja. Juli 2010, SK Mutasi keluar lagi dan membawa suami kembali ke ibukota.
Ya... tetap harus disyukuri meski belum bisa berkumpul disatu rumah setiap hari. Paling tidak, sabtu-minggu suami masih bisa PP ke Semarang.
Walau kadang merasa jenuh, capek ketika harus menjadi single parent di hari senin-jum'at. Apalagi klo anak sedang sakit, atau ada berbagai masalah yang harus dihadapi sendiri.
Tapi kalo harus diratapi terus juga gak mungkin, hanya akan menghabiskan energi....
Hadapi sajalah... Karena semua ini juga pilihan kita sendiri sambil melihat kemana roda hidup akan berputar. 
Dinikmati aja, toh hidup cuma sekali, sayang klo hanya diisi dengan kesedihan dan penyesalan.
Semangat ! ^_^
Label: | edit post
0 Responses

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Galeri