Safiamita
Actually, I hate to tell about it, but I don't want him feel desperate..
Masih ada banyak orang-orang yang menyayangimu, dek..
Termasuk aku yang selalu berdoa agar dirimu dapat yang terbaik, Amiin..


Cerita ini bermula dari telepon ibunda tercinta dari palembang kemarin. Ada seorang adik (sepupu) yang sedang patah hati, katanya. Hemh, sedih rasanya mendengar itu, karena aku sangat memahami kondisinya.. karena itu, buatku bukan awal cerita, untukku cerita ini berawal dari kejadian yang terjadi kurang lebih 17 tahun yang lalu.
17 tahun yg lalu, ketika si adik masih berumur 5 tahun, biasanya sih pulang sekolah di jemput tapi entah kenapa hari itu dia pulang sendiri. Dia tinggal di salah satu daerah di Palembang yang merupakan jalan lintas antar kota. Jalan raya depan rumahnya sangat banyak dilalui truk-truk besar dan pada hari itulah musibah terjadi.. Si Adek terserempet truk puso. Alhamdulillah si Adek selamat, hanya sebelah kakinya yang kena serempet. Tapi setelah seminggu di rumah sakit, kaki itu tidak kunjung mengalami kesembuhan, malah cenderung membusuk sehingga akhirnya dokter mengambil keputusan untuk mengamputasi kakinya sebatas (bawah) dengkul.
Ya Allah... untuk anak usia 5 tahun? kakinya pun harus diambil, kami yang melihatnya miris sekali saat dia terbaring di ICU. walaupun tetap bersyukur bahwa kami masih bisa melihatnya panjang umur dan ada ditengah-tengah kami.
Waktu berlalu setelah kejadian itu, karena dia tinggal di daerah kecil (bukan kota besar) rasanya gak ada yang salah dengan perkembangannya. Mungkin teman-temannya pun mengerti keadaannya, gak ada yang mengejek dia pincang. Melihat dia dengan senangnya main sepak bola dengan kaki satu, ya Allah..
Si Adek pun kemudian terbiasa memakai kaki palsu, jadi tidak begitu terlihat bila kakinya tidak lengkap, walau tetap terlihat agak pincang. Aku pikir semua akan baik-baik saja, tapi ternyata tidak.
Beranjak dewasa, rasa mindernya mulai terlihat. Dia jadi lebih pendiam, begitu kumpul-kumpul keluarga, adik kecilku lebih suka menyendiri atau lebih suka pergi ke tempat lain..
sedih melihatnya begitu. Ingin sekali masuk ke dunianya tapi kami terpisah jarak dan waktu karena rumah kami berjauhan. Selepas SMU, dia dengan yakinnya memutuskan untuk kuliah di Jogja. Aku bangga, karena dia berani untuk memutuskan mandiri, jauh dari orang tua.
Tahun 2003, pernah mengunjunginya disana. Aku bertambah bahagia, karena dia juga tetap Shalih di tanah rantau, tidak melupakan sholat walau harus sholat sambil duduk, tidak berdiri. Tapi tetap saja perih hadir dihati, ketika melihat dia melepas kaki palsunya dan berjalan dengan satu kaki...
Ya, semua kan takdir Allah ya, ada hikmah dibalik semuanya. Dengan wajah tampan seperti itu, harusnya dia disukai oleh banyak wanita. Wajahnya setipe ama Ricky Harun (bener deh ! ) tapi mungkin ada rasa minder yang masih tersimpan disana sehingga aku gak pernah mendengar dia punya dekat dengan wanita.
Awal tahun ini malah denger dia mau nikah dengan anak Akbid yang magang dirumahnya ( karena si Tante kebetulan seorang bidan dan buka praktek dirumah). Seneng banget, walau katanya pacarnya itu gak cantik, tapi pasti ada kelebihan lain dari si perempuan yang buat adik kecilku tertarik. Tapi kenapa berita terakhir ini malah gak jadi ya? Si adek kecilku lagi sedih banget, jadi sering gak bisa tidur dan gak mau makan.. Duh...
Adek sayang, jangan putus asa ya, Allah pasti memberikan yang terbaik buat kita. Selalu ada hikmah dari setiap kejadian. Pasti ada seorang wanita Sholihat yang menunggumu di ujung sana. tetap semangat yaa.
Label: | edit post
0 Responses

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Galeri